KONSEP TUBERCULOSIS (TBC)
A.
Pengertian
Tuberculosis
merupakan penyakit kronis akut dan sub akut yang diseabkan oleh baksilus
tuberculosis, mycobacterium tuberculosis yang kebanyakan mengenai alveoli paru.
Penyebaran infeksi tuberculosis dapat sampai ke limpa, hepar, meningen, tulang,
dan organ lainnya ( Tucker, 1998 ).
Menurut
Price ( 2005 ) tuberculosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit.
Sedangkan
menurut Hanikamioji ( 2009 ) Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini
dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria
patogen , tetapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia.
Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari
satu sel darah merah.
Tuberkulosis
paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut
menyebar dari paru-paru ke organ yang lain melalui peredaran darah, yaitu :
kelenjar limfe, saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain
(Depkes RI, 1998).
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Tuberculosis ( TBC) adalah
penyakit infeksi kronis dan akut yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis yang penyebarannya bias sampai ke lsaluran pernafasan, saluran
pencernaan, luka terbuka pada kulit, kelenjar limfe, dan penyebaran langsung ke
organ tubuh lain.
B.
Etiologi
Tuberculosis paru disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran 1 - 4/
μm dan tebal 0,3 - 0,6/ μm. Sebagian kuman terdiri atas lemak ( lipid). Lemak
inilah yang membuat kuman tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan fisik da
kimia, kuman juga mampu hidup dalam udara kering maupun dingin , bahkan bisa
bertahan hidup bertahun- tahun dalam lemari es.
Hal ini terjadi karena kuman berada
dalam sifat dormant. Dan sifat lain dari kuman ini adalah aerob, sehingga kuman
ini hidup pada jaringan yang kaya oksigen. Dimana bagian apical paru- paru
merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis paru ( Suyono, 2003 ).
Penyebab tuberculosis adalah
mycobacterium tuberculose, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran
panjang 1 - 4/ μm dan tebal 0,3 - 0,6/ μm. Yang tergolong dalam mycobacterium
tuberculose complex adalah :
1) M. Tuberculosae
2) Varian Asian
3) Varian African
4) Varian African II
5) M. Bovis
Sebagian
besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut asam bakteri tahan
asam (BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman
dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman bersifat dormant,
tertidur lama selama bertahun-tahun dan dapat bangkit kembali menjadikan
tuberkulosis aktif lagi.
Di
dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni dalam sitoplasma
makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah kemudian disenanginya karena
banyak mengandung lipid.
Menurut
Bahar ( 2001 )pada tahun 1974, American Thoracic Society memberikan klasifikasi
baru Tuberculosis yang diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat yaitu :
1) Kategori 0 : tidak
pernah terpajan dan tidak terinfeksi,
riwayat
kontak negatif, tes tuberculin negatif.
2) Kategori I : terpajan
tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada
infeksi.
Riwayat kontak positif, tes tuberculin negatif.
3) Kategori II : terinfeksi
tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes
tuberrkulit
positif, radiologis dan sputum negatif.
4) Kategori III : terinfeksi
tuberculosis dan terasa sakit.
Di
Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai adalah berdasarkan kelainan klinis,
radiologis, dan mikrobiologis :
1) Tuberkulosis paru
2) Bekas tuberculosis paru
3) Tuberkulosis paru tersangka, yang
terbagi dalam :
a. Tuberkulosis paru tersangka yang
diobati. Di sini sputum BTA positif, tapi tanda- tanda yang lain negatif.
b. Tuberkulosis paru tersangka yang
tidak diobati. Disisni sputum BTA negatif dan tanda- tanda yang lain juga
negatif.
C.
Patofisiologi
1. Tuberkulosis
Primer
Tuberkulosis primer ialah penyakit TB
yang timbul dalam lima tahun pertama setelah terjadi infeksi basil TB untuk
pertama kalinya (infeksi primer).
Penularan tuberkulosis paru terjadi
karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet dalam udara.
Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1- 2 jam. Dalam
suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan.
Bila partikel infeksi ini dapat terhisap oleh orang sehat ia akan menempel pada
jalan napas atau paru-paru. Bila menetap di jarigan paru, akan tumbuh dan
berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Kuman yang bersarang di jaringan
paru-paru akan membentuk sarang tuberkulosa pneumonia kecil dan disebut sarang
primer atau afek primer dan dapat terjadi di semua bagian jaringan paru.
Dari sarang primer akan timbul
peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) dan juga
diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus (limfangitis regional) yang
menyebabkan terjadinya kompleks primer.
Kompleks primer ini selanjutnya dapat
menjadi :
a. Sembuh sama
sekali tanpa meninggalkan cacat.
b. Sembuh dengan
meninggalkan sedikit bekas (kerusakan jaringan paru).
c. Berkomplikasi
dan menyebar secara :
- Per
kontinuitatum, yakni menyebar ke sekitarnya.
- Secara
bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru di sebelahnya. Dapat juga
kuman tertelan bersama sputum dan ludah sehingga menyebar ke usus.
- Secara linfogen,
ke organ tubuh lainnya.
- Secara
hematogen, ke organ tubuh lainnya (Bahar, 1999:716)
2. Tuberkulosis
Post-Primer (Sekunder)
Adalah kuman yang dormant pada
tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen
menjadi tuberkulosis dewasa (tuberkulosis post-primer). Hal ini dipengaruhi
penurunan daya tahan tubuh atau status gizi yang buruk. Tuberkulosis pasca
primer ditandai dengan adanya kerusakan paru yang luas dengan terjadinya
kavitas atau efusi pleura. Tuberkulosis post-primer ini dimulai dengan sarang dini
di regio atas paru-paru. Sarang dini ini awalnya juga berbentuk sarang
pneumonia kecil. Tergantung dari jenis kuman, virulensinya dan imunitas
penderita, sarang dini ini dapat menjadi :
a) Diresorbsi
kembali tanpa menimbulkan cacat
b) Sarang
mula-mula meluas, tapi segera menyembuh dengan sembuhan jaringan fibrosis
c) Sarang dini
yang meluas dimana granuloma berkembang menghancurkan jaringan sekitarnya dan
bagian tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk jaringan keju
d) Bila tidak
mendapat pengobatan yang tepat penyakit ini dapat berkembang biak dan merusak
jaringan paru lain atau menyebar ke organ tubuh lain.
D.
Manifestasi Klinis
Menurut Suyono ( 2003 : 824 )
keluhan yang dirasakan klien dengan tuberculosis dapat bermacam-macam, ada juga
yang ditemukan tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan
yang terbanyak dari penderita tuberculosis adalah :
1. Demam
Biasanya
sub febris menyerupai demam influenza tetapi kadang- kadang panas badan
mencapai 400 C – 410 C. Serangan demam pertama kali dapat
sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali.
2. Batuk / batuk darah
Batuk
terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang
produk- produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit
tidak sama. Sifat batuk dimulai dari batuk kering ( non produktif ), kemudian
setelah timbul peradangan menjadi produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan
lanjut berupa batuk berdarah yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.
3. Sesak nafas
Pada
penyakit yang ringan/ baru, sesak nafas belum terasa. Sesak nafas akan
ditemukan pada penyakit yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-
paru.
4. Nyeri dada
Nyeri
dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan
pleuritis. Gesekan kedua pleura, terjadi saat inspirasi atau ekspirasi.
5. Malaise
Gejala
malaise sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan
turu, sakit kepala, nyeri otot, keringat di malam hari. Gejala malaise ini makin
lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
Tuberkulosis sering dijuluki “the great
imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit
lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah
penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan
kadang-kadang asimtomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi
menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:
1. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan
merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non
produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan
jaringan.
2. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak
bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan
darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena
pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar
kecilnya pembuluh darah yang pecah.
3. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim
paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
pneumothorax, anemia dan lain-lain.
4. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri
pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura
terkena.
Gejala
sistemik, meliputi:
1.
Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai
biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul
dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin
pendek.
2.
Gejala
sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat
malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam
beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak
napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.
Gejala
klinis Haemoptoe:
Kita harus memastikan bahwa perdarahan
dari nasofaring dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia kadang-kadang terjadi
f. Benzidin test negatif
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia kadang-kadang terjadi
f. Benzidin test negatif
2.
Muntah
darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia seriang terjadi
f. Benzidin test positif
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia seriang terjadi
f. Benzidin test positif
3.
Epistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia jarang terjadi
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia jarang terjadi
E. Komplikasi
Komplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut
(Depkes RI. 2002) :
1.
Hemoptosis
berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian
karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
2.
Kolaps
dari lobus akibat retraksi bronkial.