Rabu, 01 Mei 2013

Laporan Pendahuluan Tuberculosis (TBC)



KONSEP TUBERCULOSIS (TBC)
A.    Pengertian
Tuberculosis merupakan  penyakit kronis akut dan  sub akut yang diseabkan oleh baksilus tuberculosis, mycobacterium tuberculosis yang kebanyakan mengenai alveoli paru. Penyebaran infeksi tuberculosis dapat sampai ke limpa, hepar, meningen, tulang, dan organ lainnya ( Tucker, 1998 ).
Menurut Price ( 2005 ) tuberculosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit.
Sedangkan menurut  Hanikamioji ( 2009 ) Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang  tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tetapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI, 1998).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Tuberculosis ( TBC) adalah penyakit infeksi kronis dan akut yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya bias sampai ke lsaluran pernafasan, saluran pencernaan, luka terbuka pada kulit, kelenjar limfe, dan penyebaran langsung ke organ tubuh lain.

B.     Etiologi
Tuberculosis paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran 1 - 4/ μm dan tebal 0,3 - 0,6/ μm. Sebagian kuman terdiri atas lemak ( lipid). Lemak inilah yang membuat kuman tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan fisik da kimia, kuman juga mampu hidup dalam udara kering maupun dingin , bahkan bisa bertahan hidup bertahun- tahun dalam lemari es.
Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dan sifat lain dari kuman ini adalah aerob, sehingga kuman ini hidup pada jaringan yang kaya oksigen. Dimana bagian apical paru- paru merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis paru ( Suyono, 2003 ).
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculose, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 - 4/ μm dan tebal 0,3 - 0,6/ μm. Yang tergolong dalam mycobacterium tuberculose complex adalah :
1)      M. Tuberculosae
2)      Varian Asian
3)      Varian African
4)      Varian African II
5)      M. Bovis

Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut asam bakteri tahan asam (BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman bersifat dormant, tertidur lama selama bertahun-tahun dan dapat bangkit kembali menjadikan tuberkulosis aktif lagi.
Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah kemudian disenanginya karena banyak mengandung lipid.
Menurut Bahar ( 2001 )pada tahun 1974, American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru Tuberculosis yang diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat yaitu :
1)      Kategori  0      :           tidak pernah terpajan dan tidak terinfeksi,
riwayat kontak negatif, tes tuberculin negatif.
2)      Kategori  I       :           terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada
infeksi. Riwayat kontak positif, tes tuberculin negatif.
3)      Kategori  II     :           terinfeksi  tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes
tuberrkulit positif, radiologis dan sputum negatif.
4)      Kategori  III    :           terinfeksi tuberculosis dan terasa sakit.

Di Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai adalah berdasarkan kelainan klinis, radiologis, dan mikrobiologis :
1)      Tuberkulosis paru
2)      Bekas tuberculosis paru
3)      Tuberkulosis paru tersangka, yang terbagi dalam :
a.       Tuberkulosis paru tersangka yang diobati. Di sini sputum BTA positif, tapi tanda- tanda yang lain negatif.
b.      Tuberkulosis paru tersangka yang tidak diobati. Disisni sputum BTA negatif dan tanda- tanda yang lain juga negatif.

C.    Patofisiologi
1.      Tuberkulosis Primer
Tuberkulosis primer ialah penyakit TB yang timbul dalam lima tahun pertama setelah terjadi infeksi basil TB untuk pertama kalinya (infeksi primer).
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1- 2 jam. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini dapat terhisap oleh orang sehat ia akan menempel pada jalan napas atau paru-paru. Bila menetap di jarigan paru, akan tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Kuman yang bersarang di jaringan paru-paru akan membentuk sarang tuberkulosa pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer dan dapat terjadi di semua bagian jaringan paru.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus (limfangitis regional) yang menyebabkan terjadinya kompleks primer.
Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :
a.       Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat.
b.      Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (kerusakan jaringan paru).
c.       Berkomplikasi dan menyebar secara :
-       Per kontinuitatum, yakni menyebar ke sekitarnya.
-       Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru di sebelahnya. Dapat juga kuman tertelan bersama sputum dan ludah sehingga menyebar ke usus.
-       Secara linfogen, ke organ tubuh lainnya.
-       Secara hematogen, ke organ tubuh lainnya (Bahar, 1999:716)

2.      Tuberkulosis Post-Primer (Sekunder)
Adalah kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (tuberkulosis post-primer). Hal ini dipengaruhi penurunan daya tahan tubuh atau status gizi yang buruk. Tuberkulosis pasca primer ditandai dengan adanya kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura. Tuberkulosis post-primer ini dimulai dengan sarang dini di regio atas paru-paru. Sarang dini ini awalnya juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Tergantung dari jenis kuman, virulensinya dan imunitas penderita, sarang dini ini dapat menjadi :
a)      Diresorbsi kembali tanpa menimbulkan cacat
b)      Sarang mula-mula meluas, tapi segera menyembuh dengan sembuhan jaringan fibrosis
c)      Sarang dini yang meluas dimana granuloma berkembang menghancurkan jaringan sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk jaringan keju
d)     Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat penyakit ini dapat berkembang biak dan merusak jaringan paru lain atau menyebar ke organ tubuh lain.

D.    Manifestasi Klinis
Menurut Suyono ( 2003 : 824 ) keluhan yang dirasakan klien dengan tuberculosis dapat bermacam-macam, ada juga yang ditemukan tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak dari penderita tuberculosis adalah :
1.    Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza tetapi kadang- kadang panas badan mencapai 400 C – 410 C. Serangan demam pertama kali dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali.

2.    Batuk / batuk darah
Batuk terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk- produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama. Sifat batuk dimulai dari batuk kering ( non produktif ), kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan lanjut berupa batuk berdarah yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.

3.    Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan/ baru, sesak nafas belum terasa. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru- paru.

4.    Nyeri dada
Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Gesekan kedua pleura, terjadi saat inspirasi atau ekspirasi.

5.    Malaise
Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turu, sakit kepala, nyeri otot, keringat di malam hari. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.

Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:
1.      Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.


2.      Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

3.      Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

4.      Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

Gejala sistemik, meliputi:
1.      Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

2.      Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.

Gejala klinis Haemoptoe:
Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia kadang-kadang terjadi
f. Benzidin test negatif
2.      Muntah darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia seriang terjadi
f. Benzidin test positif

3.      Epistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia jarang terjadi

E.     Komplikasi
Komplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut (Depkes RI. 2002) :
1.      Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
2.      Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.

Trend Dan Isu Keperawatan Keluarga



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

            Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode keprawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam interaksinya dengan keluarga dan komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh :
1.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat
2.      Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang
3.      Sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau.

Sejauh ini, bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain, banyak anggota masyarakat yang menderita sakit dan karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan, seperti kasus-kasus penyakit terminal, keterbatasan kemampuan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan, manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, banyak orang merasakan bahwa di rawat inap membatasi kehidupan manusia, lingkungan di rumah yang dirasakan lebih nyaman ( Depkes RI,2002 ). Maka dari itu dalam makalah ini kami membahas trend dan issue kesehatan keperawatan komunitas tentang home care (Home Health Care), perawatan keluarga dan pondok kesehatan desa.





BAB II
PEMBAHASAN
TREND DAN ISU KEPERAWATAN KELUARGA

1.       Definisi
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta.

Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya

Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu, dalam konteks keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi klien, perawat menetapkan hubungan dengan masing-masing anggota keluarga dalam unit dan memahami pengaruh unit pada individu dan masyarakat.

Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia – sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga.

Agar Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Dapat Diterima Oleh Keluarga :
·         harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga
·         tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya
·         perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan

2.        Tindakan Pengkajian Yang Dilakukan
·         Tindakan promosi       :           Jika keluarga belum memenuhi seluruh tugas
perkembangannya.

·         Tindakan prefentif      :           Agar keluarga mampu mencegah munculnya
masalah pada perkembangan berikutnya.

3.       Tugas Perkembangan Keluarga
a)      Membina hubungan intim yang memuaskan.
b)      Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c)      Mendiskusikan rencana memiliki anak / KB.
 
Beberapa trend dan Isu dalam keperawatan Keluarga diantaranya :
                                I.            Trend dan isu Global :
a)      Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku kekuarga.
b)      Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya semakin meluas.
c)      Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
d)      Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.
e)      Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.

                              II.            Trend dan Isu Nasional :
a)      Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.
b)      Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
c)      Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
d)      Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.
 
Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul di indonesia :
Ø  Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita
Ø  Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan.
Ø  Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
Ø  Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana-sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
Ø   Pengetahuan dan ketrapilan perawat yang masih perlu ditingkatka.
Ø  Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum berkembang.
Ø  Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun telh disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum.
Ø  Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas transfortasi yang cukup.
Ø  Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
Ø  Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
Ø  Lahan praktek yang terbatas.
Ø  Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
Ø  Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
Ø  Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.





a)     Dunia tanpa batas (global vilage) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga.
b)     Kemajuan dan pertukaran IPTEK
c)      Kemajuan teknologi transportasi migrasi dan mudah interaksi keluarga berubah
d)     Kesiapan untuk bersaing secara berkualitas dan sekolah-sekolah berkualitas
e)     Kompetensi global tenaga kesehatan/ keperawatan.

 Dalam Bidang Pelayanan :
o   SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat keluarga.
o   Penghargaan / reward rendah.
o   Bersikap pasif.
o   Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
o   Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah
o   Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum berkembang.
o   Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang  (DEPKES sudah mneyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan keluarga di rumah & perlu disosialisasikan).
o   Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
o   Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
o   Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
o   Model pelayanan  belum mendukung peranan aktif semua profesi

 Dalam Bidang Pendidikan:
o   Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
o   Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
o   Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
o   Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
o   Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.

 Dalam Bidang Profesi:
o   Standar kompetensi belum disosialisasikan
o   Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan
o   Kompetensi  berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
o   Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
o   Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
o   Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.

Ø  Tujuan Perawatan Kesehatan di keluarga
-          Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya.
-          Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
-          Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga.
-          Membantu klien untuk tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan rehabilitasi atau perawatan paliatif.

Ø  Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di europe yang merupakan praktek keperawatan termodern saat ini adalah :
-          Promoting and protecting people health. Merupakan perubahan pradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.
-          Mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit .